Apa itu Puting Beliung ? Penyebab dan Proses Terjadinya Puting Beliung

02.16
puting beliung
Pada musim penghujan ini, tidak hanya banjir dan longsor yang butuh diwaspadai, ganjalan Alam berupa Puting Beliungpun harus kita waspadai. dulu apa itu Puting Beliung? berdasarkan Sudibyakto & Daryono kampus Gadjah Mada, Puting Beliung adalah angin yang mengalir dengan kecepatan lebih semenjak 60 hingga 90 km/jam yang berlangsung selama 5 sampai 10 menit sebab varietas tekanan yg amat sangat gede dalam ruangan ukurann amat lokal yg terjadi di bawah atau di kurang lebih awan Cumulonimbus (Cb).

Puting Beliung terjadi rata rata semenjak asal udara terasa panas dan ragu hati munculnya awan putih yang bergelombol dan berlapis-lapis di langit dimana diantara awan terkandung ada tunggal jenis awan yg mempunyai suasana tepinya amat terang bercorak abu-abu menganggung tinggi yang dengan cara visual mirip kembang kol. lalu beralih corak mulai sejak beragam putih menjadi berupa hitam pekat yg reguler dinamakan awan Cumulonimbus. setelah itu ranting pohon dan daun bergoyang serentak lantaran tiupan angin yang terasa amat sangat dingin diiringi kehadiran hujan disertai angin kencang seperti urusan Angin Puting Beliung yang Menerjang Tiga Desa di Madiun, umumnya kuno fase pembentukan awan, sampai fase awan punah terjadi paling kuno lebih kurang 1 jam. lantaran itulah, masyarakat biar terus ingat-ingat selama masa ini.

Puting beliung merupakan efek ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yg natural yang tumbuh tatkala periode periode hujan, munculnya puting beliung belum dapat diprediksi, hadir dengan cara mendadak sekita 5 hingga 10 menit pada
area parameter teramat lokal.
Pusaran puting beliung mirip belalai gajah selang vacuum cleaner. apabila kejadiannya terjadi lama lintasannya mencetak trayek kerusakan. Puting beliung lebih tidak jarang terjadi terhadap siang hari dan
lebih tidak sedikit di negara dataran rendah

Berikut ilustrasi ikhtiar terjadinya Puting Beliung


penyebab puting beliung
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat bersama fase tumbuh awan Cumulonimbus (Cb), buat Fase tumbuh dekat awan berjalan arus udara naik ke atas yang asi Hujan belum turun, titik-titik air ataupun kristal es sedang mandek oleh arus udara yg naik ke atas ujung awan. untuk Fase Dewasa/Masak titik-titik air tak terhambat berulang oleh udara naik ke penghabisan awan. Hujan turun menimbulkan macam gesek antara arus hawa naik dan turun. Temperatur massa hawa yg turun ini lebih dingin permulaan hawa sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun mampu timbul arus geser yang memuntir, menempa pusaran Arus udara ini berputar semakin serentak serupa sebuah siklon yg “menjilat” bumi juga sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang
membentuk pancaran air (water spout). terhadap fase terakhir tidak ada massa hawa naik. Massa udara yang turun meluas di semua awan. Kondensasi berakhir udara yg turun melemah sampai berakhirlah pertumbuhan awan Cb. 


Previous
Next Post »
0 Komentar