Sholat Terakhir, Kisah Haru Bencana Tanah Longsor Tasikmalaya
Memasuki periode penghujan, perlahan tanah yg kering beralih jadi tanah becek yg rapuh tapi subur. Hujan yg datang tidak senantiasa mengambil keberkahan, telah jadi rahasia umum bahwa periode hujan yg datang di Indonesia terkadang dapat mengambil bencana lain berupa banjir & tanah longsor. Satu wilayah yg teratur terkena dua tipe bencana ini ialah Jawa Barat.
Bahkan, Gubernur jabar Ahmad Heryawan dengan cara terang-terangan sudah mengeluarkan keputusan bahwa kawasan Jawa Barat saat ini sedang berada dalam keadaan waspada 1 banjir & tanah longsor, seperti yg dikutip dari pemberitaan page CNN Indonesia.
Hasilnya, prediksi bencana tanah longsor yg mengintimidasi jabar pula terbukti. Satu Buah kisah haru terekam dalam bencana longsor Tasik.
Dilaporkan oleh page Tindakan Serentak Tanggap, hujan teramat deras yg mengguyur sebahagian Jawa Barat terhadap Rabu (25/11) kurang lebih pukul 15.30 WIB sudah memicu bencana longsor di Kampung Tagog, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Kab Tasik. Akibat dari tanah longsor yg berjalan amat segera itu, satu orang masyarakat Kampung Tagog tewas tertimbun longsoran.
“Akang ingin solat dahulu di mushola,” tutur Ujang pada istrinya, Imas Masitoh (48). Istri dari buruh harian itu serta tunduk kepada suaminya. Ia pulang apalagi dulu, terjadi menuju rumah, masihlah ditemani rintik hujan. Imas tidak menyangka itu ialah solat asyar terakhir suaminya, Ujang Rustaman (51).
Hujan deras mengiri malaikat maut menjemput Ujang pukul 15.30 Wib, Rabu (25/11), ketika longsor itu menyeret satu buah rumah, satu rumah makan, mushola, & toko apotek. Seluruhnya properti tersebut jatuh ke jurang sedalam 30 m dikarenakan terseret longsor. Longsor susulan berjalan pukul 18.00 Wib. Lima rumah pula kembali terancam hancur, oleh karena terjadinya pergerakan tanah, seperti dilaporkan AKBP Susnadi seperti dilansir Republika.co.id.
Berdasarkan laporan dari aktivis Warga Relawan Indonesia (MRI) Jawa Barat Salman Al-Farisi, waktu bencana longsor berjalan, Ujang dgn Imas meneduh di area terjadinya longsor. Menyaksikan dikala yg sebentar lagi masuk kala solat Asar, Ujang menyuruh istrinya pulang apalagi dulu.
“ Akang ingin solat lalu di mushola,” papar Ujang pada istrinya. Sebelum solat, menurut penuturan istrinya, Ujang mandi lebih-lebih dulu di area pemandian umum. Baru selanjutnya menuju mushola.
Tapi, itu nyata-nyatanya menjadi solat terakhir Ujang. Lantaran bangunan mushola lokasi Ujang menyembah Tuhannya tiba-tiba berderak segera, & blaasss….lantai mushola amblas ke bawah jatuh ke jurang sedalam 30 m. Ujang juga tertimbun tanah. Ujang jadi satu-satunya korban manusia di peristwa longsor tersebut.
Kamis,(26/11), Tindakan Langsung Tanggap Cabang Bandung mengirimkan tim berkunjung ke rumah istri almarhum di Kampung Pamoyan, RT 16/03, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Tasik. Terhadap keluarga almarhum Ujang Rustaman, khususnya istrinya Imas Masitoh, tim mengatakan bela sungkawa & mengemukakan pertolongan duit cash utk keluarga korban. Tim ACT pun ikut pencarian jenazah dengan Lembaga kebencanaan daerah setempat. Jenazah Ujang hasilnya ditemukan kepada hri Ahad sore (29/11). (act.id)
“ Kami mengemukakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Bpk Ujang, & insya Allah dia khusnul khotimah, lantaran wafat dikala hendak atau sedang menjalankan solat (Asyar),” ucap Atep, sapaan akrap Salman Alfarisi.
img : tempo.co
Sumber